Babakanblog's Blog


Tambangan
November 22, 2009, 6:09 am
Filed under: Workers

RAKIT itu menyeberangi sungai. Mengangkut motor dan penumpang. Dari seberang sana ke arah sini. Kebanyakan adalah kaum buruh yang memanfaatkan sarana transportasi tersebut. Murah dan Meriah.

——-

Sungai itu membelah dari timur ke barat. Memang tak lebar. Kira-kira hanya 30 meter dari tepi satu ke sisi lainnya. Airnya jauh dari bening. Berwarna coklat susu.  Janganlah coba-coba berenang di dalamnya. Konon arus bawahnya bisa menyeret kita masuk ke dasar sedalam 10-20 meter dari permukaan. Tak hanya itu. Badanpun pasti gatal karena bermacam zat kimia yang terbawa olehnya.

Sungai yang tak pernah surut di musim kemarau itu adalah salah satu penanda alam. Ia memisahkan antara Gresik Selatan dengan Sidoarjo Utara. Kedua daerah itu penuh sesak dengan ratusan pabrik beserta ribuan perkampungan yang mengitarinya. Penuh sesak. Berhimpit-himpitan. Bising dan berasap. Tapi buruh sudah tak punya pilihan lain. Mereka harus tinggal di situ.

Tak sedikit dari mereka yang tinggal di seberang sungai dan bekerja di sisi sungai lainnya. Mereka harus menyeberang. Tapi letak jembatan sangat jauh dari situ.

Dari sinilah muncul jasa penyeberangan. Mereka menyebutnya ‘tambangan’. Bisa jadi sebutan itu popular karena rakit penyeberangan digerakkan dengan cara menarik seutas tambang yang melintasi sungai. Masing-masing ujung tambang telah terikat kuat pada pengait di tepi sungai. Sesekali Sang Sopir tambangan menggunakan dayung. Ia menggunakannya untuk mempermudah memutar haluan rakit tiap kali berlabuh di sisi sungai.

Para penumpang tentu harus merogoh kocek. Tak banyak. Hanya Rp. 500,- untuk sekali penyeberangan. Semua seharga. Baik yang berjalan kaki maupun yang berkendara sepeda motor. Menguntungkan bagi pemilik tambangan. Mempermudah bagi buruh di tengah upah minimum yang pas-pasan.

Continue reading