Babakanblog's Blog


Bule Anti Sawit
September 2, 2011, 1:59 am
Filed under: Women

DENGAN DITOLONG MANTIR adat, Viviane Meyer melompati batu-batu dan menyeberangi sungai. Ia menikmati petualangannya di alam bebas dan menjumpai yang dibencinya, perkebunan kelapa sawit.

——-

Ternyata ada banyak cara berekspresi kalau orang sedang menyatakan ketidaksukaannya pada satu hal. Yang tidak suka rasa pedas akan menghindari makanan yang bersambal. Ada yang membuang muka bila bertemu orang yang tak disukai. Di Facebook, seseorang tinggal klik unfriend atau block this person kalau empet sama orang tertentu, tentulah dengan alasan tertentu yang sangat pribadi sifatnya.

Kalau Viviane Meyer, yang baru 21 tahun, lain lagi. Meyer ini tidak suka mengkonsumsi segala hal yang berasal dari binatang. Ia tidak minum susunya, tidak makan dagingnya dan telurnya, tidak mengenakan bulunya dan kulitnya, bahkan tidak sekesempatanpun membunuhnya.

Kata Wikipedia, Meyer termasuk nabatiwan atau vegetarian. Ini adalah sebutan bagi orang yang hanya makan tumbuh-tumbuhan dan, tidak mengonsumsi makanan yang berasal dari makhluk hidup seperti daging dan unggas, namun masih mungkin mengonsumsi makanan laut seperti ikan, atau produk olahan hewan seperti telur, keju, atau susu. Istilah vegetarian muncul sejak 30 September 1847, saat pertemuan pengukuhan Vegetarian Society di di Northwood Villa, Kent, Inggris.  Sementara asal katanya dari bahasa Latin vegetus, yang berarti keseluruhan, sehat, segar, hidup.

Sustainability, sustainability and sustainability ..!!”

Ia selalu bilang itu bila ada yang bertanya alasannya. Katanya, argumentasinya ini bukan cuma dilatar-belakangi keinginan hidup sehat, melainkan hal yang lebih filosofis.

Continue reading



Marginalized By Gender
June 16, 2011, 5:49 am
Filed under: Women

THIS ELDER WOMAN had washed her cooking stuffs in someplace at higher of Murung Raya. Many women had been living under quality of good life. They marginalized by gender.

——-

How to promote an advocacy model based on development gender? It’s a such way to strengthening the role of civil society in promoting women rights and democratic reform on gender perspective’s policy making

The government has declared their concerned to achieve justice and gender equality by issuing a policy of gender mainstreaming in all work programs by the Presidential Instruction Number 9/2000. However, as it still found a gap between policy in favor of gender equity in employment programs and how the Government to do the allocation and use of its budget.

Gender justice budget is the embodiment of equality and gender justice. Also gender-just budget is the responsibility of central and local governments to improve the quality of life of marginalized groups including women.

Local governments in carrying out programs or activities that require expenditure of funds set forth in the budget. Local government commitment to implement gender mainstreaming in all programs work, should be brought in the allocation of funding of gender-responsive budget for improving quality of life of the community, including women.

Budgeting is concerned with gender equality if still not yet become an important concern for the ranks of local government, including Murung Raya.

Continue reading



Tambi
April 21, 2011, 7:51 am
Filed under: Women

PEREMPUAN INI adalah ibu dan nenek, hidup dari aliran Sungai Kalang yang berinduk pada Sungai Mentaya. Hanya geram yang keluar dari ceritanya, tentang suku bangsa Dayak Ngaju yang dirampas tanahnya.

——-

Tambi, sepertinya aku mengenali wajahmu. Engkau menghantuiku dengan akrab, meski aku tak bisa menjamahmu. Aku lupa namamu, tapi karyamu selalu membekas pada ingatan. Tempatmu selalu tak lekang oleh waktu, meski perubahan zaman datang menerpamu.

Aku bersumpah mengakui napasmu. Kenangan bagaikan sidik jari yang pelan-pelan mengingatkanku. Pasti engkau selalu ingat dan aku tak akan lupa pada PT. Bangkitgiat Usaha Mandiri (BUM). BUM yang menjadi BOM bagimu.

Hati dan pikiran mereka telah pudar … menjauh …

Tanah anak-anakmu dirampas untuk kebun sawit. Lima belas hektar tanaman padi dan kebun karet ditumbangi dengan paksa, tanpa izin dan membayar gantinya. Empat hektar diantaranya adalah ratusan karet tua yang getahnya siap jual. Cucu-cucumu terpaksa hidup sulit. Dua diantaranya engkau titip pada panti asuhan anak. Tiga yang lainnya masih di rumah sempitmu, dan hanya seorang yang bisa sekolah.

Continue reading