Babakanblog's Blog


Kota Cantik
February 26, 2011, 9:11 pm
Filed under: National Minorities

KOTA INI memang cantik, apalagi bila memandangnya dari bilangan jembatan Kahayan saat senja tiba. Langit membiru memayungi gugusan lanting yang memanjang di tepian sungai dan pemukiman modern di tengah kota. Siapakah penghuni kota ini?

——-

Pada awalnya, suku Dayak Ot Danum adalah golongan masyarakat yang pertama kali mendiaminya. Adalah Hikayat Sang Rakou, yang dibukukan oleh WWF-Indonesia dan pemerintah Propinsi Kalimantan Tengah pada 2010. Di sebutkan bahwa Rako adalah salah seorang kepala keluarga dari rombongan besar pimpinan Sempung, yang berpindah dari pedalaman ke daerah hilir sungai untuk menghindari penyerangan suku Dayak lainnya. Rakou memilih tanah pemukiman di sebelah kiri milir Sungai Kahayan, sebuah rantau yang pendek tidak sampai satu kilometer panjangnya. Desa itu sekarang termasuk wilayah kecamatan Pahandut Kota Palangka Raya. Penduduknya kebanyakan hidup dari berkebun karet dan menangkap ikan.

Tetapi, Wijanarka dalam bukunya Sukarno dan Desain Rencana Ibu Kota RI di Palangkaraya tahun 2006 menyebut bahwa Pahandut berasal dari bahasa Dayak Ngaju, yang merujuk pada kata Bapa handut atau ayah Handut. Bapa Handut adalah salah satu penduduk yang membuka hutan belantara untuk dijadikan tempat tinggal sementara yang bernama Kampung Pahandut. Oleh Bapa Handut, daerah tersebut ditandai dengan pohon asam yang ditanamnya. Kini, pohon tersebut terletak disekitar dermaga Rambang, dan Kampung Pahandut meliputi Jl. Kalimantan, Jl. Sulawesi, Jl. Bangka, Jl. Sumatera, yang terhubung dengan Jl. A. Yani menuju pusat Palangkaraya.

Kok ada dua versi tentang asal-usul Pahandut?

Continue reading



Memagari
February 17, 2011, 1:31 pm
Filed under: Plantation

JANGAN COBA-COBA nekat melompati pagar meski punya nyali besar. Sebaiknya pikir ribuan kali sebelum melanggarnya, bila tak ingin celaka di dalamnya. Pun tak ingin bila kita pulang tinggal nama.

——-

Pabrik kelapa sawit PT. Sumber Indah Perkasa di kebun Sungai Rungau memerlukan pasokan listrik besar untuk menjalankan mesin-mesinnya, dengan kapasitas terpasang 1200 ton per hari untuk 20 jam operasional mesin setiap harinya.

Sudah tentu Perusahaan Listrik Negara tak mungkin memenuhi kebutuhan listriknya, maka perusahaan tersebut membangun bendungan untuk sarana pembangkit listrik tenaga air. Bendungan tersebut terletak tak jauh dari pemukiman yang disediakan oleh perusahaan bagi ratusan pekerja dan keluarganya, tepatnya di belakang barisan rumah hunian.

Bolehlah diapresiasi, karena perusahaan telah memasang kawat berduri memagari sekeliling bendungan, lengkap dengan papan peringatan di sisinya. Hal ini memperkecil aktifitas makhluk hidup di sekitar bendungan, yang pada gilirannya makin mempertinggi tingkat keselamatan bagi warga, pekerja dan ternak peliharaan mereka.

Jaminan terhadap K3, kesehatan dan keselamatan kerja, oleh perusahaan adalah mutlak dipenuhi untuk para kaum pekerjanya. Hal ini telah diatur dalam Undang Undang No13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan pasal 86 dan 87.

Dan setiap perusahaan harus menaatinya.

 



Who Let The Dog Out?
February 9, 2011, 9:39 am
Filed under: Personal-Life

Siapa yang membiarkannya menggongong? Bila mendengar suiara ribut di halaman depan, Ia akan segerar berlari dengan keempat kakinya menuju ke lantai atas, lalu menjulurkan kepala pada lubang angin, dan menyalaklah.

Gukkk … Gukk … Guk …

Ia memanggil setiap orang yang lalu lalang di jalanan dengan taring, menyapa mereka dengan gonggong dan juluran lidah. Anak-anak, orang tua, lelaki mupun perempuan dipanggilnya dengan cerewet. Kemudian beragam reaksi bermunculan, orang yang berjejerit kaget, berlari menghindari atau berbalik mengejeknya.

Tapi ia hanya melakukan bahasanya saja. Ia tak pernah melompat turun dari situ dan mengejar orang-orang. Karena ia sangat takut pada tingginya jarak lantai atas dengan permukaan tanah.

Ia hanya ingin mengatakan “Hello ..”

*diilhami dari lagu ‘Who Let The Dog Out?’ yang dinyanyikan oleh Bahamen