Babakanblog's Blog


Profesional
May 30, 2011, 1:44 am
Filed under: Workers

GEDUNG PERKANTORAN puluhan lantai tingginya lazim ditemukan. Di dalamnya dihuni puluhan kantor dan ratusan pekerja yang menggerakkannya. Enakkah hidup mereka? Belum tentu.

——-

Astaga! OMG! Ada apa denganmu? Beberapa jenak aku terkaget-kaget menatapnya. Setahun lalu ia tak begini, tapi sekarang bak bumi dengan langit.

Yang duduk di seberang meja adalah perempuan ber-make up tebal, bedak yang menyapu habis wajahnya, bibir digores pemulas, maskara terpasang lentik, alis dipertebal dan diperpanjang, rambut warna telon kucingnya digerai panjang dengan poni silang menyempil di dahi.

Mungkin bener juga kata Sara Wolverson dari Lembaga Studi Superdrug, Inggris yang bilang sepertiga perempuan kecanduan make up. Bagi banyak perempuan, mengenakan make up merupakan bagian penting dari hari mereka, dan pikiran tentang orang-orang melihat mereka tanpa make up merupakan hal yang mengerikan. Make up bisa membantu meningkatkan rasa harga diri.

Makin cantik? Kayak badut tepatnya, cemang-cemong. Aku geli setengah mati. Seolah cuek dengan kegelianku, ia seenaknya membuka blazer seragam kantornya dan membiarkan sepasang lengannya beradu langsung dengan udara. Dengan cepat ia menoleh ke pergelangan tanan kirinya, melihat jam tangan besar keperakan yang menggulung di situ.

“Waktu gue gak banyak,” No problem, sahutku.

Baiklah Nona, meski dalam hatiku merasa  lebih cocok untuk memanggilnya dengan sebutan Tante sehubungan dengan penampilan barunya, sangat fashionable dan tampak mapan. Tidak menjadi masalah besar bagiku untuk memahami tuntutan pekerjaannya, termasuk membiasakan diriku dengan ber-lu-gue, khas dialek ibukota.

Continue reading



Tambangan
November 22, 2009, 6:09 am
Filed under: Workers

RAKIT itu menyeberangi sungai. Mengangkut motor dan penumpang. Dari seberang sana ke arah sini. Kebanyakan adalah kaum buruh yang memanfaatkan sarana transportasi tersebut. Murah dan Meriah.

——-

Sungai itu membelah dari timur ke barat. Memang tak lebar. Kira-kira hanya 30 meter dari tepi satu ke sisi lainnya. Airnya jauh dari bening. Berwarna coklat susu.  Janganlah coba-coba berenang di dalamnya. Konon arus bawahnya bisa menyeret kita masuk ke dasar sedalam 10-20 meter dari permukaan. Tak hanya itu. Badanpun pasti gatal karena bermacam zat kimia yang terbawa olehnya.

Sungai yang tak pernah surut di musim kemarau itu adalah salah satu penanda alam. Ia memisahkan antara Gresik Selatan dengan Sidoarjo Utara. Kedua daerah itu penuh sesak dengan ratusan pabrik beserta ribuan perkampungan yang mengitarinya. Penuh sesak. Berhimpit-himpitan. Bising dan berasap. Tapi buruh sudah tak punya pilihan lain. Mereka harus tinggal di situ.

Tak sedikit dari mereka yang tinggal di seberang sungai dan bekerja di sisi sungai lainnya. Mereka harus menyeberang. Tapi letak jembatan sangat jauh dari situ.

Dari sinilah muncul jasa penyeberangan. Mereka menyebutnya ‘tambangan’. Bisa jadi sebutan itu popular karena rakit penyeberangan digerakkan dengan cara menarik seutas tambang yang melintasi sungai. Masing-masing ujung tambang telah terikat kuat pada pengait di tepi sungai. Sesekali Sang Sopir tambangan menggunakan dayung. Ia menggunakannya untuk mempermudah memutar haluan rakit tiap kali berlabuh di sisi sungai.

Para penumpang tentu harus merogoh kocek. Tak banyak. Hanya Rp. 500,- untuk sekali penyeberangan. Semua seharga. Baik yang berjalan kaki maupun yang berkendara sepeda motor. Menguntungkan bagi pemilik tambangan. Mempermudah bagi buruh di tengah upah minimum yang pas-pasan.

Continue reading



Ekspor Tenaga Kerja
April 24, 2009, 2:56 pm
Filed under: Workers

PEMRINTAH Indonesia menjadikan ekspor tenaga kerja sebagai andalan pendapatan nasionalnya. Gambar diambil dari situs Kontan Online.

——-

Selain dianggap mampu mengurangi angka pengangguran, melalui besarnya nilai remitan yang dikirimkan buruh-buruh migran, pengiriman tenaga kerja juga dianggap sebagai peluang usaha baru yang kian menjanjikan. Sebagai salah satu bisnis yang sangat menguntungkan, jasa pengiriman tenaga kerja pun menjadi salah-satu sektor yang hendak dikembangkan guna menarik investasi.

Usaha pemerintah ini secara langsung tertuang dalam Instruksi Presiden No. 3 tahun 2006 tentang Percepatan Perbaikan Iklim Investasi. Di dalam inpres tersebut, Presiden menginstruksikan kepada jajarannya untuk melakukan perubahan-perubahan kebijakan, salah-satunya kebijakan penempatan tenaga kerja Indonesia sebagaimana tertuang dalam UU Nomor 39 tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri.

Melalui Inpres nomor 6 tahun 2006, kompenen aturan diinstruksikan untuk diubah adalah penghapusan ketentuan-ketentuan yang mewajibkan setiap Pelaksana Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Swasta (PPTKIS) memiliki balai-balai latihan kerja (training centre). Komponen tersebut dianggap menghambat laju investasi di sektor jasa penempatan tenaga kerja dan menghambat target pemerintah SBY-JK dalam hal penempatan tenaga kerja sebesar satu juta per tahun. Continue reading